FAKTA PENYEBAB TERJADINYA BERBAGAI BENCANA

Fakta faktor penyebab banjir bencana

Faktor penyebab terjadinya  berbagai bencana

Oleh: Cik Gu Bustami Ahmad,S.Ag,.M.Pd

PEMBAHASAN SECARA ILMIAH

Faktor-Faktor Penyebab Allah Memberikan Musibah (Banjir, Tsunami, Gempa Bumi, Kebakaran, dan Lainnya) Menurut Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw

Inti permasalahan

Artikel ini membahas secara ilmiah-religius mengenai faktor-faktor penyebab turunnya musibah seperti banjir, tsunami, gempa bumi, dan kebakaran berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad Saw, Musibah dalam Islam dipandang sebagai bagian dari ketetapan Allah (qadā’ dan qadar), namun tetap terkait dengan perilaku manusia sebagai sebab-sebab syar‘i maupun kauni (hukum alam). Berbagai ayat, hadis, serta pendapat ulama klasik dan kontemporer menunjukkan bahwa musibah terjadi karena kombinasi antara asbāb syar‘iyyah (kemaksiatan, kerusakan moral, ketidakadilan sosial) dan asbāb kauniyyah (kerusakan lingkungan, pembalakan liar, salah tata ruang, menutup saluran air, dan kelalaian manusia). Artikel ini menyimpulkan bahwa musibah merupakan peringatan, ujian, rahmat, sekaligus konsekuensi dari perbuatan manusia sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an.

Awal kata

Fenomena bencana alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, dan kebakaran bukan sekadar gejala alam. Al-Qur’an dan hadis menjelaskan bahwa musibah adalah bagian dari sunnatullah, namun memiliki sebab dan hikmah. Dalam perspektif sains, bencana muncul karena perubahan ekologi, perusakan lingkungan, dan kesalahan manusia dalam mengelola alam. Perspektif keagamaan pun sejalan: kerusakan alam sebagian besar bersumber dari ulah manusia.

Artikel ini menggabungkan pendekatan ilmiah-ekologis dan pendekatan teologis-qur’ani untuk menghadirkan pemahaman integratif sebagaimana dianjurkan para ulama.

PEMBAHASAN

1. Musibah Terjadi Karena Ulah Tangan Manusia

Dalil Al-Qur’an

a. QS. Ar-Rūm: 41

النَّصّ العَرَبِي بِالحَرَكَات:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 

Artinya:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Kandungan ayat:

Kerusakan ekologis (banjir, longsor, kekeringan, cuaca ekstrem) adalah akibat tindakan manusia.

Tujuannya agar manusia sadar dan kembali kepada Allah.

Ayat ini menjadi dasar teologis bahwa kerusakan lingkungan adalah dosa kolektif manusia.

Pandangan Ulama:

Imam al-Qurthubi (Tafsir al-Qurthubi): kerusakan yang dimaksud mencakup fasad al-bi’ah (kerusakan lingkungan), termasuk hilangnya keseimbangan alam.

Ibnu Katsir menjelaskan: “Apa pun musibah yang terjadi di bumi, sebagian besarnya disebabkan aktivitas manusia yang menyelisihi perintah Allah.”

2. Musibah Sebagai Ujian dari Allah

Dalil: QS. Al-Baqarah: 155

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ 

Artinya:

“Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.”

Kandungan ayat:

Musibah tidak selalu azab.

Ada musibah yang bernilai ujian untuk meningkatkan derajat hamba.

Pandangan Ulama:

Imam Fakhruddin ar-Razi (Mafātīḥ al-Ghayb): ayat ini menunjukkan bahwa perubahan alam adalah bagian dari proses pendidikan Allah kepada manusia.

3. Musibah Sebagai Akibat Kemaksiatan dan Kerusakan Moral

Dalil Hadis Nabi saw

a. Hadis Riwayat Ibnu Majah No. 4019

النَّصّ العَرَبِي بِالحَرَكَات:

« يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ، خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ… وَلَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلَافِهِمُ… »

Artinya:

“Wahai kaum Muhajirin, ada lima perkara bila kalian mengalaminya—dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak mengalaminya—(salah satunya) ketika kemaksiatan dan kejahatan merajalela dan diumumkan secara terang-terangan, maka akan merebak penyakit dan musibah yang belum pernah terjadi pada generasi sebelumnya.”

Kandungan hadis:

Kemaksiatan terbuka mengundang musibah sosial dan alam.

Ulama memahami ini termasuk: banjir besar, wabah, dan kerusakan alam lainnya.

4. Musibah Terjadi Karena Manusia Mengabaikan Tata Kelola Alam (Sains & Syariat)

Faktor ilmiah, diperkuat syariat

1. Penebangan hutan (deforestasi),  menghilangkan penahan air ,  banjir bandang.

Sejalan dengan ayat “bi-mā kasabat aydī an-nās” (QS. Ar-Rūm: 41).

2. Sungai tidak dibersihkan, drainase tersumbat , ,  air meluap.

Islam mewajibkan menjaga lingkungan (ḥifẓ al-bī’ah).

3. Salah tata ruang dan pembangunan di daerah rawan bencana.

Disebut tahawwun (kelalaian) menurut Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin.

4. Kebakaran akibat manusia (puntung rokok, listrik, pembakaran lahan).

Nabi Saw bersabda: “Dan janganlah kalian membuat bahaya dan saling membahayakan.” (Hadis: lā ḍarar wa lā ḍirār).

5. Musibah untuk Mengingatkan Agar Kembali kepada Allah

Dalil: QS. Al-A‘rāf: 94

 وَمَآ أَرْسَلْنَا فِى قَرْيَةٍۢ مِّن نَّبِىٍّ إِلَّآ أَخَذْنَآ أَهْلَهَا بِٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ 

Artinya:

“Tidaklah Kami mengutus seorang nabi pada suatu negeri melainkan Kami timpakan kesusahan dan penderitaan kepada penduduknya agar mereka merendahkan diri (kembali kepada Allah).”

6. Musibah Datang Karena Zalim, Tidak Menegakkan Keadilan

Dalil Hadis Nabi saw

« إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ، أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ »

(HR. Abu Dawud)

Artinya:

“Jika manusia melihat kemungkaran namun tidak mencegahnya, maka mereka akan ditimpa azab secara merata.”

Relevansi:

Kezaliman politik, korupsi, dan hilangnya keadilan sosial dapat mengundang musibah kolektif.

Pendapat Ulama dan Ahli

1. Imam Ibnul Qayyim , I‘lam al-Muwaqqi‘īn

Musibah memiliki empat sebab utama:

1. Kemaksiatan.

2. Melanggar hukum alam (sunatullah).

3. Ujian keimanan.

4. Penghapus dosa.

2. Imam al-Ghazali – Ihya’ Ulumiddin

Kerusakan alam terjadi ketika manusia tidak menjalankan amanah sebagai khalifah.

3. Prof. Wahbah Zuhaili – Tafsir al-Munir

Kerusakan ekologis modern seperti banjir dan longsor hukumnya masuk dalam kategori fasad fil-ardh dalam QS. Ar-Rūm: 41.

4. Sebab Sains yang Selaras dengan Syariat

Banjir: deforestasi, drainase buruk, betonisasi.

Tsunami: pergeseran lempeng tektonik (sunatullah).

Gempa: energi bumi yang tidak dapat dicegah tetapi harus dimitigasi.

Kebakaran: kelalaian manusia dan pemanasan global.

Islam mengakui hukum alam sebagai bagian dari ketetapan Allah.

Fakta contoh

ACEH

Peta ini memperlihatkan bahwa banjir besar yang melumpuhkan Aceh terjadi di wilayah yang salah satu konsesi hutannya dimiliki langsung oleh Prabowo Subianto melalui PT Tusam Hutani Lestari, perusahaan HTI yang menguasai sekitar 97 ribu hektare hutan di Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, dan Aceh Utara. 

Konsesi milik Prabowo ini berdiri berdampingan dengan puluhan izin tambang, HTI, HPH, dan kebun sawit berskala raksasa yang bersama‑sama menggerus tutupan hutan di pegunungan dan hulu sungai, merusak daerah tangkapan air, dan melemahkan kemampuan alam menahan limpasan hujan.

Banjir yang menerjang baru-baru ini datang ketika curah hujan ekstrem turun di kawasan yang sudah lama dikapling izin-izin tersebut, sehingga air hujan tidak lagi tertahan oleh hutan dan tanah yang sehat. Air mengalir deras membawa lumpur dan kayu ke pemukiman, menjadikan banjir bandang di Aceh sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir, menenggelamkan ribuan rumah dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi.

Wilayah yang disorot dengan garis ungu di peta, Pidie Jaya, Aceh Tengah, Aceh Utara, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Gayo Lues hingga Aceh Singkil—adalah kabupaten dengan banjir terparah yang resmi berstatus siaga darurat. Di banyak titik, penjelasan resmi memang menyebut luapan sungai setelah hujan lebat berhari‑hari, tetapi peta ini menambahkan lapisan fakta lain: hulu sungai yang sama sudah dibebani 30 izin tambang minerba seluas lebih dari 132 ribu hektare ditambah konsesi kayu dan HTI yang membentang hingga ke batas permukiman.

Salah satu contoh yang paling menonjol adalah kawasan Linge di Aceh Tengah, tempat PT Tusam Hutani Lestari menguasai hampir 100 ribu hektare hutan dan telah lama diprotes warga karena merampas ruang hidup mereka dan mengubah hutan adat menjadi kebun industri pinus. 

Dengan demikian, bencana ini bukan hanya soal hujan dan alam, tetapi juga soal kepemilikan lahan raksasa oleh elit politik, termasuk presiden, yang ikut menentukan seberapa parah air bah menerjang kampung‑kampung di hilir.

https://twitter.com/jatamnas/status/1995728285591109647

Kesimpulan

1. Musibah adalah ketetapan Allah, tetapi memiliki sebab syariat maupun kauniah.

2. Faktor terbesar musibah justru berasal dari ulah tangan manusia, sesuai QS. Ar-Rūm: 41.

3. Musibah dapat berupa:

ujian,

peringatan,

penghapus dosa,

atau konsekuensi dari kemaksiatan dan kerusakan alam.

4. Sains modern mengenai kerusakan ekologi sejalan dengan ajaran Islam tentang tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.

5. Upaya mitigasi dan perbaikan lingkungan adalah bagian dari ibadah dan amanah keislaman.

Daftar Pustaka:

Rujukan Al-Qur’an dan Hadis

1. Al-Qur’an al-Karim.

2. Shahih al-Bukhari.

3. Shahih Muslim.

4. Sunan Ibnu Majah.

5. Sunan Abu Dawud.

Kitab Tafsir & Klasik

6. Tafsir Ibnu Katsir.

7. Tafsir al-Qurthubi.

8. Tafsir al-Munir , Wahbah Zuhaili.

9. Ihya’ Ulumiddin , Imam al-Ghazali.

10. I‘lam al-Muwaqqi‘in, Ibnul Qayyim.

Literatur Kontemporer

11. Qaradawi, Yusuf. Ri’ayat al-Bī’ah fi Syari‘ah al-Islam.

12. Hamka. Tafsir al-Azhar.

13. Tim Kementerian Agama. Tafsir Tematik: Pelestarian Lingkungan.

Redaksi: Islamic tekhno tv com 

Posting Komentar untuk "FAKTA PENYEBAB TERJADINYA BERBAGAI BENCANA"