Hijrah dari Pemikiran Tidak Sehat ke Pemikiran Sehat dalam Menyambut Tahun Baru Hijriyah: Sebuah Refleksi Spiritual dan Intelektual
Oleh : ust. Bustami Ahmad, S.Ag.,M.Pd
Inti kata
Tahun baru Hijriyah bukan hanya momentum seremonial, tetapi menjadi sarana introspeksi dan transisi spiritual serta intelektual umat Islam. Salah satu bentuk hijrah yang relevan hari ini adalah hijrah dari pemikiran tidak sehat—seperti pesimisme, keputusasaan, dan ilusi terhadap dunia—ke arah pemikiran sehat, produktif, dan maju. Artikel ini membahas pentingnya transformasi pola pikir (mindset) dalam menghadapi berbagai dilema kehidupan agar tidak mudah terpedaya oleh kekaguman semu, dan kemudian menyesal di masa depan. Artikel ini dilengkapi dengan dalil-dalil Al-Qur’an, Hadis, pandangan ulama serta referensi dari kitab-kitab klasik.
Awal kata
Hijrah secara bahasa berarti berpindah. Dalam konteks spiritual dan intelektual, hijrah bukan hanya berarti berpindah tempat fisik seperti yang dilakukan Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah, tetapi juga mencakup perubahan cara berpikir, sikap, dan arah hidup menuju nilai-nilai yang lebih baik dan sesuai dengan tuntunan Allah.
Tahun baru Hijriyah adalah momen yang tepat untuk berhijrah dari pemikiran tidak sehat (negative thinking) menuju pemikiran sehat (positive and progressive thinking). Pemikiran tidak sehat melahirkan tindakan yang merusak dan keputusan yang keliru, sehingga dapat menjerumuskan seseorang pada penyesalan.
Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis
1. Hijrah sebagai Prinsip Perubahan
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ ما بِقَومٍ حَتّى يُغَيِّروا ما بِأَنفُسِهِمْ﴾
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri."
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan lahiriah (termasuk nasib dan kehidupan) harus dimulai dari perubahan dalam diri dan pola pikir.
2. Larangan Berpikir Negatif dan Putus Asa
وَلا تَيْأَسُوا مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir."
(QS. Yusuf: 87)
Berpikir negatif yang berujung pada keputusasaan adalah bentuk pemikiran tidak sehat dan dilarang dalam Islam.
3. Larangan Terpedaya oleh Dunia
فَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَياةُ الدُّنْيا وَلا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"Maka janganlah kehidupan dunia menipu kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu tentang Allah."
(QS. Luqman: 33)
Pemikiran yang mudah kagum pada duniawi dapat menjebak seseorang dalam tipu daya dan akhirnya menyesal.
4. Hadis tentang Kecerdasan dan Penyesalan
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الْأَمَانِيَّ
"Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan hanya berangan-angan terhadap Allah."
(HR. Tirmidzi no. 2459)
Pandangan Ulama dan Kitab Rujukan
1. Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Madarijus Salikin menyatakan:
"Hijrah terbesar adalah hijrah dari kebodohan kepada ilmu, dari kesesatan kepada petunjuk, dan dari malas kepada semangat."
2. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menekankan:
"Perubahan batin jauh lebih penting daripada perubahan zahir. Karena sumber segala perbuatan adalah hati dan pikiran."
3. Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam Al-Hikam mengatakan:
"مَنْ تَصَوَّرَ الْوُصُولَ بِغَيْرِ التَّرْقِي فَهُوَ مَجْنُونٌ"
"Siapa yang menyangka akan sampai kepada tujuan tanpa peningkatan diri, maka ia orang gila."77
Makna Hijrah Pemikiran
Hijrah pemikiran mencakup:
Dari kemalasan ke kedisiplinan.
Dari sangka buruk ke husnuzhan.
Dari emosional ke rasional.
Dari meremehkan diri sendiri ke percaya diri.
Dari hanya ingin dipahami ke mau memahami.
Pesan Moral: Jangan Terpedaya dan Menyesal Kemudian
Dalam menghadapi dilema kehidupan, seseorang yang tidak memiliki kekuatan pemikiran yang matang dan sehat akan mudah:
Kagum pada hal yang tampak hebat namun semu.
Terjebak dalam pilihan hidup yang tidak rasional.
Menyesal karena tidak mempertimbangkan akibat dan nilai spiritual.
Seperti dikatakan oleh Imam Hasan al-Bashri:
"Dunia hanyalah tiga hari: Hari kemarin yang sudah berlalu dan tidak bisa kembali; hari esok yang belum tentu engkau jumpai; dan hari ini, maka perbaikilah amalmu hari ini."
Penutup dan Doa
Tahun baru Hijriyah adalah saat yang tepat untuk mengawali muhasabah dan islah menuju pribadi yang lebih sehat dan maju dalam berpikir. Hijrah tidak harus besar, tapi harus terus dan istiqamah. Jangan cepat kagum dan terpedaya, karena yang sejati membutuhkan kesabaran dan kecermatan berpikir.
Doa menyambut tahun baru Hijriyah:
I اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِّنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِّنَ الشَّيْطَانِ
“Ya Allah, masukkanlah tahun ini kepada kami dengan keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, serta keridhaan dari Tuhan Yang Maha Penyayang dan perlindungan dari setan.”
Daftar Kitab dan Referensi
1. Al-Qur’an al-Karim
2. Shahih al-Bukhari dan Muslim
3. Sunan At-Tirmidzi
4. Ibnul Qayyim – Madarijus Salikin
5. Imam Al-Ghazali – Ihya’ ‘Ulumuddin
6. Ibnu Athaillah – Al-Hikam
7. Dr. Aidh al-Qarni – La Tahzan
8. Syekh Ali Tantawi – Ta’amulat fi al-Islam
Redaksi : Islamic tekhno tv.com
Posting Komentar untuk "HIJRAH TRANSFORMASI MINDSET"