Artikel Ilmiah
Pembunuhan Paling Keji dan Kejam adalah Pembunuhan Karakter: Sebuah Kajian dari Perspektif Islam
Oleh: Cik Gu Bustami Ahmad,S.Ag.,M.Pd
Pendahuluan
Dalam kehidupan sosial, pembunuhan sering dipahami hanya sebatas tindakan menghilangkan nyawa seseorang. Namun, Islam memandang bahwa ada bentuk lain dari pembunuhan yang tidak kalah kejam dan keji, yaitu pembunuhan karakter melalui hasutan, kedengkian, kebohongan, hingga penyebaran fitnah. Tindakan ini tidak hanya merusak kehormatan pribadi seseorang, tetapi juga menghancurkan martabat, kepercayaan masyarakat, bahkan dapat mengguncang tatanan sosial.
Definisi Pembunuhan Karakter
Pembunuhan karakter adalah upaya sistematis untuk merusak nama baik seseorang melalui tuduhan palsu, fitnah, penyebaran berita bohong, atau penggiringan opini dengan maksud menjatuhkan kehormatan. Ulama menyebut tindakan ini termasuk dalam kategori ghibah, namimah, dan buhtān, yang kesemuanya diharamkan secara tegas dalam Islam.
Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis
1. Larangan Ghibah (Menggunjing)
Allāh swt berfirman:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
(سورة الحجرات: 12)
Artinya:
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
Ayat ini mengumpamakan ghibah sebagai memakan daging bangkai saudara sendiri, sebuah perumpamaan yang sangat menjijikkan dan keji.
2. Larangan Namimah (Mengadu Domba)
Rasūlullāh saw bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ»
(رواه مسلم، كتاب الإيمان، حديث رقم 105)
Artinya:
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
Hadis ini menegaskan bahwa menyebarkan fitnah dan hasutan yang menimbulkan perpecahan adalah dosa besar.
3. Kebohongan dan Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan
Allah SWT berfirman:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
(سورة البقرة: 191)
Artinya:
“Fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa fitnah dapat melahirkan kerusakan yang lebih luas daripada sekadar hilangnya nyawa seseorang. Fitnah bisa menghancurkan masyarakat, menimbulkan peperangan, dan menodai nama baik manusia tanpa bisa dipulihkan kembali.
Pandangan Ulama tentang Pembunuhan Karakter
1. Imam al-Ghazālī dalam Ihyā’ ‘Ulūm al-Dīn menjelaskan:
“Menggunjing, memfitnah, dan menuduh tanpa bukti adalah dosa besar, karena di dalamnya terdapat penghancuran kehormatan seorang muslim, padahal kehormatan seorang muslim lebih mulia dari Ka’bah.”
2. Ibn Hajar al-‘Asqalānī dalam al-Zawājir ‘an Iqtirāf al-Kabā’ir menegaskan bahwa ghibah, buhtān, dan namimah termasuk dalam dosa-dosa besar yang dapat menyeret pelakunya kepada azab pedih di akhirat.
3. Imam an-Nawawī dalam Riyādh al-Shālihīn menjelaskan:
“Ghibah adalah menyebut sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu ketika ia tidak hadir, baik dalam hal agama, dunia, tubuh, akhlak, atau hartanya. Semua itu diharamkan dengan kesepakatan para ulama.”
Analisis: Mengapa Disebut “Pembunuhan Paling Keji”?
1. Menghilangkan Kehormatan Lebih Berat dari Menghilangkan Nyawa
Nyawa seseorang hanya sekali hilang, namun kehormatan yang rusak akibat fitnah bisa menghantui sepanjang hayat.
2. Dampak Sosial yang Luas
Fitnah dan hasutan dapat menimbulkan konflik, kebencian, dan perpecahan di tengah masyarakat
3. Dosa yang Terus Mengalir
Penyebaran kebohongan dan fitnah, apalagi di era digital, dapat menyebar luas dan sulit dihentikan. Setiap orang yang membaca dan mempercayainya akan menjadi tambahan dosa bagi penyebarnya.
Kesimpulan
Pembunuhan karakter melalui hasutan, iri, dengki, kebohongan, dan fitnah adalah bentuk pembunuhan paling keji dalam perspektif Islam. Dalil Al-Qur’an dan Hadis menegaskan larangan ghibah, namimah, dan buhtān sebagai dosa besar yang lebih berat dari pembunuhan fisik. Ulama pun sepakat bahwa menjaga kehormatan seorang muslim adalah kewajiban yang lebih mulia dibanding menjaga bangunan suci sekalipun. Oleh sebab itu, umat Islam harus menjauhi segala bentuk ujaran kebencian, fitnah, dan kebohongan, serta senantiasa menjaga lisan dan tulisan agar tidak menzalimi sesama.
Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an al-Karīm
2. Muslim ibn al-Hajjāj, Ṣaḥīḥ Muslim
3. al-Ghazālī, Ihyā’ ‘Ulūm al-Dīn, Dār al-Ma‘rifa
4. Ibn Hajar al-‘Asqalānī, al-Zawājir ‘an Iqtirāf al-Kabā’ir, Maktabah al-Qāhirah
5. al-Nawawī, Riyādh al-Ṣāliḥīn, Dār al-Kutub al-‘Arabiyyah
Redaksi: Islamic tekhno tv com
Posting Komentar untuk "Waspada Pembunuhan Karakter Paling Keji dan Kejam "