Judul
Implementasi Ekoteologi sebagai Islam Ramah Lingkungan di Madrasah: Studi Kasus MTsN 5 Pidie ( Data impiris Fakta Photo dan Vidio )
Peneliti: ust.Bustami Ahmad,S.Ag.,M.Pd ( Dosen dan Guru MTsN 5 Pidie )
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana konsep ekoteologi dapat diterapkan dalam praktik nyata di lingkungan Madrasah, serta dampaknya terhadap kesadaran ekologis peserta didik dan guru. Fokus utama studi kasus adalah penerapan kegiatan seperti penanaman pohon, penggunaan air dalam praktik ibadah, daur ulang sampah (plastik, kertas koran bekas), sebagai bentuk ibadah ekologis (“ekosis”) di MTsN 5 Pidie yang di dokumentasi kan melalui video P5 RA. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi lapangan, dokumentasi (video), dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ekoteologi di Madrasah mampu menumbuhkan nilai keimanan yang diwujudkan dalam tindakan nyata, meningkatkan partisipasi lingkungan siswa, dan menciptakan kultur ramah lingkungan di Madrasah. Rekomendasi diberikan untuk memperluas praktik ekoteologi dan integrasi ke dalam kurikulum pendidikan agama.
Kata Kunci
Ekoteologi, lingkungan, madrasah, ibadah ekologis, kultur sekolah hijau
Pendahuluan
Latar Belakang
Krisis lingkungan global dan lokal (polusi, degradasi lahan, sampah plastik, krisis air) menuntut pendekatan baru yang menyentuh dimensi spiritual dan moral, bukan hanya teknis.
Islam memberikan landasan teologis bahwa manusia sebagai khalîfah di bumi, bertanggung jawab menjaga alam, bukan merusaknya. Dalam Al Qur’ân:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’ ” (QS Al-Baqarah : 30)
Pemerintah (Kementerian Agama) mendorong gagasan ekoteologi agar pelestarian alam diintegrasikan dalam pendidikan agama di madrasah.
Di beberapa madrasah telah muncul praktik nyata: kegiatan penanaman pohon di masa ta’aruf (MATSAMA) sebagai bagian dari edukasi ekoteologi.
Di MTsN 5 Pidie, telah dihasilkan video P5 RA sebagai “bukti keberhasilan” penerapan praktik ekoteologi (melampirkan video dan mendeskripsikan isi/konteksnya ( link )
Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk konkret penerapan ekoteologi di lingkungan madrasah (di MTsN 5 Pidie)?
2. Apa kendala dan tantangan dalam penerapan ekoteologi di madrasah?
3. Bagaimana dampak penerapan ekoteologi terhadap kesadaran religius dan ekologis siswa dan guru?
4. Bagaimana rekomendasi untuk memperkuat dan menyebarluaskan praktik ekoteologi di madrasah lain?
Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan aplikasi ekoteologi di madrasah (penanaman pohon, penggunaan air, daur ulang sampah, dsb.).
2. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat.
3. Menganalisis dampak terhadap sikap dan perilaku ekologis.
4. Memberikan rekomendasi kebijakan dan strategi implementasi.
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru dan madrasah: menyediakan protokol atau panduan penerapan ekoteologi.
2. Bagi siswa: pembentukan karakter cinta lingkungan sebagai bagian dari ibadah.
3. Bagi kebijakan pendidikan agama: dasar argumen integrasi ekoteologi dalam kurikulum madrasah.
4. Sebagai tambahan portofolio dalam penilaian GTK Presa / Guru Berprestasi.
Tinjauan Pustaka
Konsep Ekoteologi
Ekoteologi (ecotheology) menghubungkan teologi (ajaran agama) dan ekologi (ilmu lingkungan), menegaskan bahwa merawat alam adalah bentuk pengabdian kepada Tuhan.
Dalam Islam, konsep khalîfah dan larangan fasâd (kerusakan) menjadi basis etika lingkungan.
Menurut Erna Sari Agusta (2025), ekoteologi dalam perspektif kurikulum berbasis cinta mendorong keterpaduan antara ilmu, hati, dan tindakan dalam merawat alam. Dalam konteks pendidikan madrasah, pendekatan ini menyarankan projek seperti bank sampah, hidroponik, penghijauan sekolah, penghematan energi, zero waste.
Landasan Keagamaan
Al Qur’ân: "وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ" (“… dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”) , berbagai ayat mengandung larangan merusak lingkungan.
Hadits Nabi SAW:
“If a Muslim plants a tree or sows seeds, and then a bird, or a person or animal eats from it, it is regarded as a charitable gift for him.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)
“The earth is green and beautiful, and Allah has appointed you steward over it.”
Dalam tulisan Arab, misalnya:
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُم مِّن نَّذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ ۗ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
(QS Al-Baqarah: 270) , ini menunjukkan bahwa apa pun yang kita belanjakan demi kebaikan alam akan diketahui oleh Allah.
Ayat tentang khalîfah:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ … إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً (QS Al-Baqarah: 30)
Dalil larangan kerusakan:
وَإِذَا قَطَعْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَأَقْرِضُوا … (QS Al-Isrā’: 26–27) , mengajarkan keseimbangan dalam penggunaan sumber daya.
Penelitian Terdahulu
Studi di MAN 2 Banggai menunjukkan bahwa dalam MATSAMA siswa melakukan penanaman pohon sebagai aksi nyata implementasi ekoteologi.
Di MTsN 1 Pasuruan dilaporkan bahwa siswa “dibekali program ekoteologi” dan melakukan aksi penanaman pohon dalam lingkungan madrasah.
Artikel “Implementasi Ekoteologi” di beberapa madrasah menggambarkan bahwa budaya ramah lingkungan (penghijauan, pengelolaan sampah, penghematan air) mulai tumbuh.
Metode Penelitian
Pendekatan
Penelitian kualitatif dengan studi kasus di MTsN 5 Pidie.
Subjek dan Lokasi
Lokasi: MTsN 5 Pidie
Subjek: guru agama, kepala madrasah, siswa peserta P5 RA, tim operasional lingkungan madrasah
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi langsung terhadap kegiatan penanaman pohon, penggunaan air dalam praktik ibadah (wudhu, siraman tanaman), pengelolaan sampah (plastik bekas, kertas koran bekas).link
2. Wawancara mendalam dengan guru, siswa, dan pengelola lingkungan.link
3. Dokumentasi foto, video (termasuk video P5 RA sebagai bukti praktik).link
4. Studi dokumen (rencana kegiatan madrasah, jadwal, panduan ekoteologi, laporan kegiatan).jadwal program SERASI photo, video link
Analisis Data
Reduksi data yaitu pengodean tematik, interpretasi tematik, triangulasi data antar sumber.
Verifikasi melalui pengecekan anggota (member check) dan validitas internal (konsistensi data dari berbagai sumber).
Validitas dan Keabsahan
Triangulasi data (wawancara, observasi, dokumentasi)
Uji kredibilitas (melalui anggota)
Deskripsi kaya (memberikan detail konteks) link
Menggunakan bukti video sebagai pendukung klaim keberhasilan (misalnya video P5 RA).link
Hasil dan Pembahasan
Bentuk Praktik Ekoteologi di MTsN 5 Pidie
Berdasarkan data penelitian, berikut praktik nyata yang ditemukan:
Kegiatan Deskripsi Praktik Keterkaitan dengan Ekoteologi / Ibadah Bukti & Indikator Keberhasilan
Penanaman pohon / penghijauan Siswa dan guru melakukan penanaman pohon di area madrasah (halaman, sudut kelas, pot). Menjadikan bumi subur sebagai wujud syukur dan tanggung jawab Terlihat tanaman hidup, muncul tanggung jawab merawat tanaman (link
Penggunaan air dalam praktik ibadah Pengajaran wudhu diawali dengan edukasi konservasi air (menghindari pemborosan), menampung bekas air wudhu untuk menyiram tanaman Menyadari bahwa air adalah amanah Allah (ta’jîz dalam ibadah) Praktik siswa mengukur dan menghemat air wudhu (link)
Daur ulang sampah plastik bekas Pengumpulan plastik bekas, botol bekas untuk dijadikan kreasi, tabungan sampah, daur ulang menjadi pot tanaman Prinsip penggunaan kembali (reuse) dalam etika lingkungan Produk daur ulang digunakan sebagai media tanam atau pajangan (link)
Pemanfaatan kertas koran bekas Kertas bekas sebagai media prakarya, pengganti kartu nama, pembungkus, artikel siswa Mengurangi konsumsi kertas baru (reduce) Kertas bekas digunakan secara optimal, mengurangi limbah kertas baru ( link )
Edukasi lingkungan terintegrasi Pembelajaran agama disisipkan materi ekoteologi (misalnya tafsir ayat lingkungan), kuliah kecil tentang alam di kelas, diskusi lingkungan Menghubungkan iman dan pemeliharaan alam dalam pembelajaran Siswa mampu mengaitkan ayat Al Qur’ân/hadis dengan praktik nyata ( link )
Kampanye internal & budaya sekolah “Hari Tanam”, “Jum’at Bersih Lingkungan”, lomba kebersihan, spot tanaman asri Menjadikan madrasah sebagai teladan lingkungan Lingkungan madrasah menjadi lebih rapi, penghijauan meningkat
Dalam video P5 RA di MTsN 5 Pidie (harus dilampirkan), tampak siswa-siswi melakukan aksi penghijauan, menyiram tanaman, menggunakan media daur ulang, serta menampilkan sambutan bahwa ini bagian dari ibadah ekologis. Video ini menjadi bukti bahwa teori ekoteologi telah diubah menjadi praktik nyata (fakta keberhasilan).(link)
Tantangan dan Hambatan
Beberapa hambatan yang muncul:
1. Sumber daya (anggaran dan sarana), lahan terbatas, bibit tanaman, media daur ulang, tempat sampah khusus.
2. Kesadaran & motivasi , tidak semua guru atau siswa awalnya merasa terlibat atau memahami konsep ekoteologi.
3. Budaya lama & kebiasaan boros , kebiasaan membuang plastik atau menggunakan air secara berlebihan sulit diubah seketika.
4. Pemeliharaan berkelanjutan, tanaman yang ditanam perlu dirawat secara kontinyu agar tidak mati.
5. Integrasi kurikulum, kurangnya panduan resmi bagaimana memasukkan ekoteologi dalam pelajaran agama secara sistematis.
Dampak dan Implikasi
Berdasarkan wawancara dan observasi:
1. Siswa menjadi lebih sensitif terhadap lingkungan, mereka mulai memungut sampah sendiri, menjaga kebersihan kelas dan halaman.
2. Guru menjadi motivator dan teladan , seorang guru mempraktikkan membawa botol minum sendiri, menolak plastik sekali pakai.
3. Madrasah secara visual menjadi lebih hijau dan asri, suasana lingkungan lebih menyenangkan dan mendukung pembelajaran.
4. Keterkaitan iman dan lingkungan makin dirasakan, siswa menyebut bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah, bukan sekadar ekstra kurikuler.
Ada peningkatan kepedulian jangka panjang, siswa menyampaikan ide untuk memperluas kegiatan penghijauan ke sekitar madrasah dan masyarakat.
Dari aspek teori, hal ini memperkuat bahwa ekoteologi bukan sekadar konsep abstrak, tetapi dapat diwujudkan melalui tindakan konkret dalam lingkungan sekolah/madrasah.
Diskusi Nilai Teoritis dan Praktis
1. Nilai teologis: penerapan ini memperjelas bahwa ibadah (shalat, wudhu, dzikir) tidak terlepas dari relasi kita dengan alam.
2. Nilai pendidikan karakter: menginternalisasi tanggung jawab kepada alam sebagai bagian dari karakter religius.
3. Nilai keberlanjutan: madrasah menjadi pusat edukasi lingkungan, bukan hanya ruangan teori.
4. Relevansi dengan kebijakan: mendukung imu ekoteologi yang digagas Kemenag (program Kemenag ASRI) dan keinginan agar pelestarian alam masuk ke kurikulum pendidikan agama.
Simpulan dan Rekomendasi
Simpulan
1. Ekoteologi dapat diterjemahkan ke dalam praktik nyata di madrasah melalui kegiatan penanaman, konservasi air dalam ibadah, dan pengelolaan sampah daur ulang.
2. Video P5 RA di MTsN 5 Pidie menjadi bukti empiris bahwa teori ekoteologi bisa diwujudkan sebagai tindakan nyata dan memiliki daya inspiratif. (link)
3. Tantangan seperti sumber daya, motivasi, dan keberlanjutan memerlukan strategi khusus agar praktik tidak hanya sekali-kali tetapi menjadi budaya madrasah.
4. Dampaknya terhadap kesadaran dan perilaku ekologis siswa menunjukkan bahwa nilai keimanan dan lingkungan dapat disinergikan.
Rekomendasi
1. Penyusunan modul ekoteologi sebagai bagian dari mata pelajaran agama atau pendidikan karakter (modul tematik lingkungan).
2. Madrasah perlu menyediakan biaya operasional dan fasilitas pendukung (bibit, media tanam, tempat sampah daur ulang).
3. Bentuk tim lingkungan / rohani hijau di madrasah untuk memimpin dan memonitor kegiatan berkelanjutan.
4. Kerjasama eksternal dengan Dinas Lingkungan Hidup, lembaga pecinta alam, lembaga zakat dan CSR perusahaan untuk dukungan material dan edukatif.
5. Monitoring dan evaluasi reguler, menjadikan kegiatan ramah lingkungan sebagai indikator penilaian madrasah / guru
6. Menyebarkan praktik melalui publikasi, video dokumentasi, lomba antar madrasah, agar menjadi gerakan nasional.
7. Memasukkan ekoteologi dalam kriteria penilaian Guru Berprestasi / GTK Presa sebagai inovasi pedagogis.
Daftar Pustaka
1. Agusta, Erna Sari. “Ekoteologi dalam Perspektif Kurikulum Berbasis Cinta.” Balai Diklat Keagamaan Jakarta, 12 September 2025.
2. “Implementasi Ekoteologi di Lingkungan Madrasah dalam kegiatan MATSAMA MAN (2 Banggai.” Kemenag Sulteng).
3. “Implementasi Ekoteologi di MTsN 1 Pasuruan.” Situs resmi MTsN 1 Pasuruan.
4. Kemenag. “Ekoteologi Gagasan Menteri Agama: Upaya Nyata Menjaga Lingkungan.” Aceh Kemenag, 2025.
5. Kemenag. “Kisah ASN Madrasah Jaga Bumi dalam Spirit Ekoteologi.”
6. Al Qur’ân dan Hadis (termasuk kitab hadits shahih)
Redaksi: Islamic tekhno tv.com
Posting Komentar untuk "Implementasi Ekoteologi sebagai Islam Ramah Lingkungan Di Madrasah"