Pencerahan Ustaz Membersihkan hati dan akal
1. Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Tazkiyatun nafs yaitu merupakan upaya untuk membersihkan hati dari penyakit batin, seperti hasad (iri), ghadhab (marah), dan takabbur (sombong). Allah SWT berfirman dalam Surah Asy-Syams ayat 9-10:
> "Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh merugi orang yang mengotorinya."
Langkah-langkah Tazkiyatun Nafs:
1. Muhasabah (Introspeksi Diri)
Setiap Muslim dianjurkan untuk selalu mengevaluasi dirinya setiap hari. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab:
> "Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab." ( HR. At-Tirmidzi ).
Muhasabah membantu seseorang menyadari kesalahan-kesalahannya sehingga dapat memperbaikinya.
2.Tawbah (Bertaubat)
Menyucikan jiwa memerlukan langkah pertama berupa taubat dari dosa-dosa. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tahrim ayat 8:
> "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya."
Taubat yang benar memerlukan penyesalan mendalam, meninggalkan dosa, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
3.Mujahadah (Berjuang Melawan Hawa Nafsu)
Mujahadah adalah upaya melawan dorongan hawa nafsu yang cenderung membawa seseorang kepada keburukan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
> "Pejuang yang paling besar adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya." ( HR. At-Tirmidzi ).
4. Zikir (Mengingat Allah)
Mengingat Allah melalui zikir membantu membersihkan hati dari kotoran spiritual. Dalam Surah Al-Ra’d ayat 28, Allah berfirman:
> "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Zikir yang konsisten membantu hati menjauh dari sifat-sifat negatif dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bergaul dengan Orang Saleh
Lingkungan dan pergaulan memiliki pengaruh besar dalam proses pembersihan jiwa. Imam Al-Ghazali dalam " Ihya’ Ulumuddin " menekankan pentingnya berkumpul dengan orang saleh untuk menyerap sifat-sifat baik mereka.
2. Tahdhib al-‘Aql (Penyucian Akal)
Akal yang bersih dan cerdas adalah akal yang senantiasa berfikir dalam koridor keimanan dan kebenaran. Tahdhib al-‘aql dalam tasawuf adalah proses melatih akal untuk selalu berpikir sesuai dengan prinsip-prinsip agama, sehingga akal dapat membantu dalam memahami kebenaran Ilahi.
Langkah-langkah Tahdhib al-‘Aql:
1. Memperdalam Ilmu Agama
Akal yang benar harus didasari oleh ilmu yang sahih. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11:
> "Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
Ilmu agama yang mendalam membantu akal dalam memahami kebenaran dan menghindari kebingungan serta syubhat (keraguan).
2. Tafakkur (Berpikir dan Merenung)
Merenungkan ciptaan Allah dan peristiwa-peristiwa kehidupan adalah salah satu cara membersihkan akal. Dalam Surah Ali ‘Imran ayat 190-191, Allah memuji orang-orang yang senantiasa berpikir tentang ciptaan-Nya:
> "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."
Tafakkur membawa akal untuk mendalami hikmah dari segala sesuatu yang terjadi di alam semesta.
3. Menjaga dari Syahwat dan Hawa Nafsu
Syahwat dan hawa nafsu bisa menodai akal sehingga ia tidak dapat berfungsi dengan baik. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa akal harus dibebaskan dari pengaruh hawa nafsu agar dapat mencapai pemahaman yang benar. Dalam Surah Al-Qiyamah ayat 14-15, disebutkan:
> "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya."
4. Menjaga Lidah
Lidah adalah salah satu jalan bagi akal untuk berkomunikasi. Rasulullah SAW bersabda:
> "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." ( HR. Bukhari dan Muslim ).
Dengan menjaga perkataan, akal terhindar dari pikiran negatif dan kesia-siaan.
5. Konsistensi dalam Ibadah
Ibadah, khususnya shalat, membantu menjaga kebersihan akal dan hati. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 45:
> "Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar."
Ibadah yang dilakukan dengan khusyuk menumbuhkan kedisiplinan dan konsentrasi pada akal, sehingga akal tidak mudah terpengaruh oleh bisikan negatif.
Rujukan dalam Literatur Tasawuf
1. Ihya’ Ulumuddin:
karya Imam Al-Ghazali: Karya monumental ini membahas secara mendalam berbagai aspek penyucian jiwa dan penyucian akal, termasuk tahapan-tahapan tazkiyatun nafs.
2. Al-Hikam:
karya Ibn ‘Athaillah al-Iskandari: Kitab ini memberikan nasihat-nasihat hikmah dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri.
3. Risalah al-Qusyairiyyah:
karya Al-Qusyairi: Karya ini menguraikan konsep-konsep dasar dalam tasawuf, termasuk tazkiyatun nafs dan penyucian akal.
Kesimpulan
Dalam tasawuf, pembersihan hati dan akal dilakukan melalui serangkaian proses spiritual yang melibatkan introspeksi, taubat, mujahadah, tafakkur, dan ibadah. Proses ini didukung oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits, serta literatur para ulama tasawuf. Tujuan akhirnya adalah mencapai jiwa yang tenang dan akal yang tercerahkan, yang keduanya membawa seorang hamba lebih dekat kepada Allah SWT.
Redaksi: islamictechnotv.com
Posting Komentar untuk "Membersihkan Jiwa dan Pikiran"