𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 𝗪𝗮𝗿𝗻𝗮 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗞𝗲𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗮𝗻 𝗠𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮
Allah berfirman, "Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah." (Al-Kahf: 31).
"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah." (Ar-Rahman: 76).
"Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih." (Al-
Insan: 21).
Al-Quran menggambarkan pakaian ahli surga dengan warna hijau. Tentu saja warna hijau untuk ahli surga mengandung hikmah.
Setelah melakukan berbagai percobaan untuk meneliti pengaruh warna terhadap kejiwaan seseorang, para ahli jiwa berhasil mengungkap bahwa satu-satunya warna yang dapat mendatangkan
kebahagiaan pada diri seseorang adalah warna hijau.
Inilah yang menafsirkan hikmah Allah di balik penciptaan tumbuhan, pepohonan dan hutan dengan warna hijau. Oleh sebab
itu, pakaian para ahli bedah dipilih berwarna hijau. Ketika akan dioperasi, pasien diharapkan dapat merasakan kebahagiaan saat melihat warna hijau.
Adapun pengaruh warna lain terhadap kehidupan manusia,
ternyata warna kuning dapat mendorong sistem saraf. Oleh sebab itu, rambu-rambu jalan raya sebagian besar memakai warna kuning.
Warna ini memiliki gelombang yang lebih panjang daripada warna lainnya. Sedangkan warna ungu bisa mendatangkan ketenangan, warna biru membawa nuansa yang luas, lapang dan dingin. Sementara warna merah dan berbagai turunannya memberikan kehangatan.
𝗞𝗲𝘀𝗲𝗱𝗶𝗵𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗯𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗯𝘂𝘁𝗮𝗮𝗻
Allah berfirman, "Dan Ya'qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, 'Aduhai duka citaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)." (Yusuf: 84).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Ya'qub as mengalami kebutaan akibat kesedihan panjang setelah kehilangan anak yang
paling dicintainya, Yusuf as.
Kalimat "kedua matanya menjadi putih" maknanya, mata itu terkena cairan putih (katarak). Kedokteran modern menyimpulkan bahwa kesedihan yang berlebihan atau kebahagiaan yang meluapluap dapat membuat mata mengalami katarak. Cairan putih ini menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam kornea mata.
Dan kondisi ini bisa terjadi secara parsial atau total, tergantung kadar kegelapannya.
Ilmu pengetahuan modern juga membuktikan bahwa kesedihan atau kegembiraan yang berlebihan dapat meningkatkan sekresi
hormon adrenalin, yang berakibat pada naiknya kadar gula dalam darah. Hal inilah yang menimbulkan penyakit katarak.
𝗞𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗗𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗲𝗺𝗯𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗮𝘁𝗮𝗿𝗮𝗸
Allah berfirman, "Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkan lah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (Yusuf: 93).
"Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat." (Yusuf: 96).
Kedua ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah mengembalikan penglihatan Nabi Ya'qub as setelah ia mengusapkan baju putranya (Yusuf as) kewajahnya. Peristiwa bersejarah ini mendorong ilmuwan Mesir untuk mengungkap rahasia di balik kesembuhan mata Nabi Ya'qub.
Baju Yusuf tidak mengandung apa-apa kecuali keringatnya.
Percobaan ilmiah pertama kali dilakukan terhadap hewan, baru kemudian terhadap manusia. Salah seorang ilmuwan Mesir men-
coba mengeluarkan lensa mata melalui operasi. Kemudian lensa mata itu direndam dengan keringat. Setelah direndam dengan keringat, terjadi perubahan secara bertahap pada lensa tersebut.
Hampir 90 persen penyembuhan katarak berhasil dilakukan dengan keringat.
Sumber: BUKU PINTAR SAINS DALAM AL-QUR'AN
Redaksi: islamictechnotv.com
Posting Komentar untuk "Pengaruh Warna Dalam Kehidupan"