Budaya Aceh Dalam Syiar Islam

Budaya Aceh dalam Syiar Islam.   by.ust.Bustami Ahmad, S.Ag., M.Pd

Budaya Aceh dalam Syiar Islam: Tradisi Kanji Rumbi dan Kanduri Buka Puasa di Meunasah

Pendahuluan

Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah karena kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakatnya, termasuk dalam tradisi budaya dan sosial. Salah satu bentuk budaya yang bersyiar Islam adalah tradisi Kanji Rumbi dan Kanduri Buka Puasa yang diselenggarakan di meunasah (mushala tradisional Aceh). Tradisi ini bukan hanya sekadar penyediaan makanan, tetapi juga memiliki makna religius dan sosial dalam mempererat ukhuwah Islamiyah serta menegakkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

Makna Kanji Rumbi dan Kanduri Buka Puasa dalam Syiar Islam

1. Kanji Rumbi sebagai Tradisi Islami

Kanji Rumbi adalah bubur khas Aceh yang dibuat dari berbagai rempah dan bahan bernutrisi tinggi. Tradisi ini sering dilakukan di bulan Ramadan dan dalam acara keagamaan lainnya. Pembuatan dan pembagiannya di meunasah bertujuan untuk:

Menjalankan sunnah berbagi makanan

Meningkatkan solidaritas dan kepedulian sosial

Menjaga tradisi dakwah Islam di lingkungan masyarakat

Rasulullah SAW bersabda:

 مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

"Barang siapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun." (HR. At-Tirmidzi No. 807, Ahmad No. 17054)

Tradisi Kanji Rumbi juga sejalan dengan ajaran Islam tentang memperbanyak sedekah, terutama di bulan Ramadan, sebagaimana dalam Al-Qur'an:

 وَأَطْعِمُوا ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ

"Dan berikanlah makan kepada orang miskin yang sengsara." (QS. Al-Hajj: 28)

2. Kanduri Buka Puasa Bersama di Meunasah

Kanduri buka puasa bersama adalah salah satu bentuk tradisi masyarakat Aceh dalam menghidupkan syiar Islam. Diadakan di meunasah, acara ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk berbuka puasa bersama, bertadarus Al-Qur'an, serta mendengarkan ceramah keagamaan. Tradisi ini mencerminkan:

Penguatan ukhuwah Islamiyah

Penerapan ajaran Rasulullah dalam memperbanyak ibadah dan berbagi rezeki

Menjaga keberkahan dan nilai kebersamaan dalam Islam

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." (QS. Al-Ma'idah: 2)

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya berkumpul dalam kebaikan:

 إِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الغَنَمِ القَاصِيَةَ

"Sesungguhnya serigala hanya akan memangsa kambing yang terpisah dari kawanannya." (HR. Abu Dawud No. 5476, Ahmad No. 18843)

Hal ini menunjukkan bahwa kebersamaan dalam ibadah, seperti dalam kanduri buka puasa di meunasah, adalah bagian dari menjaga persaudaraan Islam.

Pendapat Ulama Aceh Tempo Dulu

Para ulama Aceh tempo dulu sangat menekankan pentingnya tradisi-tradisi Islami dalam kehidupan masyarakat. Syaikh Abdul Rauf As-Singkili, ulama besar Aceh, dalam kitabnya Umdatul Muhtajin, menyebutkan:

"Adat istiadat yang tidak bertentangan dengan syariat dan menguatkan nilai-nilai Islam wajib dilestarikan sebagai bagian dari amar makruf nahi munkar.

"Sementara itu, Tgk. Muhammad Waly Al-Khalidi, ulama besar Aceh lainnya, menekankan dalam kajian-kajiannya bahwa:

"Budaya yang menyatukan umat dalam ibadah dan kebaikan harus terus dijaga, karena ia adalah bagian dari dakwah dan syiar Islam."

Pendapat ini sejalan dengan tradisi Kanji Rumbi dan Kanduri Buka Puasa yang tidak hanya sekadar budaya, tetapi juga bagian dari dakwah Islam.

Kitab dan Buku Rujukan

Beberapa kitab dan buku yang menjadi rujukan dalam memahami hubungan budaya dan Islam dalam tradisi Aceh antara lain:

1. "Umdatul Muhtajin" – Karya Syaikh Abdul Rauf As-Singkili, membahas adat yang sesuai syariat.

2. "Sirajut Thalibin" – Karya Tgk. Muhammad Waly Al-Khalidi, membahas hubungan budaya dan dakwah.

3. "Tafsir Tarjuman Al-Mustafid" – Tafsir Al-Qur’an berbahasa Melayu karya Syaikh Abdurrauf As-Singkili.

4. "Adat Meukuta Alam" – Naskah kuno yang menjelaskan adat istiadat Islam di Aceh.

Kesimpulan

Tradisi Kanji Rumbi dan Kanduri Buka Puasa di Meunasah bukan hanya bagian dari budaya Aceh, tetapi juga merupakan syiar Islam yang kuat. Tradisi ini didukung oleh dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits, serta diperkuat oleh pendapat ulama Aceh terdahulu. Oleh karena itu, melestarikan tradisi ini adalah bagian dari menjaga dakwah Islam di tengah masyarakat Aceh.

Rekomendasi:

Mengajarkan makna syiar Islam dalam tradisi ini kepada generasi muda.

Melibatkan ulama dan tokoh agama dalam penyelenggaraannya.

Menjadikan meunasah sebagai pusat dakwah yang lebih aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan.

Semoga tradisi Islami ini tetap terjaga sebagai warisan dakwah di bumi Serambi Mekkah. Wallahu A’lam.

Redaksi: Islamic Tekhno tv.com


Posting Komentar untuk "Budaya Aceh Dalam Syiar Islam"