Waspada di hari Puasa dari Hilangnya Puasa, by.ust.Bustami Ahmad, S.Ag.,M.Pd
Hal-hal yang Membatalkan, Merusak, dan Mengurangi Pahala Puasa dalam Islam
Pendahuluan
Puasa dalam Islam adalah ibadah yang memiliki dimensi spiritual tinggi dan merupakan salah satu rukun Islam. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan, mengurangi pahala, atau merusak kesempurnaan puasa seseorang. Kajian ini akan membahas secara rinci mengenai hal-hal yang membatalkan puasa, hal-hal yang merusak dan mengurangi pahala puasa, serta dalil-dalilnya dari Al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama beserta contoh-contohnya.
I. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Hal-hal yang membatalkan puasa adalah perkara-perkara yang secara langsung menyebabkan seseorang wajib mengganti (qadha) atau bahkan membayar kafarat. Para ulama merujuk pada dalil-dalil berikut:
-
Makan dan Minum dengan Sengaja
Jika seseorang makan atau minum dengan sengaja, puasanya batal berdasarkan firman Allah:﴿ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ﴾
(“Makan dan minumlah hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam.”) (QS. Al-Baqarah: 187) -
Muntah dengan Sengaja
Nabi ﷺ bersabda:مَنْ ذَرَعَهُ ٱلْقَيْءُ فَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ وَمَنِ ٱسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ
(“Barang siapa yang muntah tanpa disengaja, maka tidak ada qadha baginya, tetapi barang siapa yang sengaja muntah, maka hendaklah ia mengqadha puasanya.”) (HR. Abu Dawud No. 2380) -
Haid dan Nifas bagi Wanita
Wanita yang mengalami haid atau nifas harus membatalkan puasanya dan menggantinya di hari lain.كَانَ ذَٰلِكَ يُصِيبُنَا فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ ٱلصِّيَامِ وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ ٱلصَّلَاةِ
(“Dahulu kami mengalami hal itu (haid), lalu kami diperintahkan untuk mengqadha puasa tetapi tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.”) (HR. Muslim No. 335) -
Jima’ (Hubungan Suami Istri) di Siang Hari
Jika seseorang berhubungan badan di siang hari bulan Ramadan, maka puasanya batal dan wajib membayar kafarat berupa memerdekakan budak, atau jika tidak mampu, berpuasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang miskin.وَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى ٱلنَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: هَلَكْتُ، يَا رَسُولَ ٱللَّهِ! قَالَ: وَمَا أَهْلَكَكَ؟ قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى ٱمْرَأَتِي فِي رَمَضَانَ
(“Seorang lelaki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata, ‘Aku binasa, wahai Rasulullah!’ Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu binasa?’ Lelaki itu menjawab, ‘Aku telah menggauli istriku di siang Ramadan.’”) (HR. Bukhari No. 1936, Muslim No. 1111)
II. Hal-Hal yang Merusak atau Mengurangi Pahala Puasa
Beberapa perkara tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi nilai dan pahala puasa seseorang.
-
Menonton Film Romantis atau Hal yang Membangkitkan Syahwat
Jika seseorang menonton sesuatu yang membangkitkan syahwat dan menyebabkan keluar mani, puasanya batal. Namun, jika hanya sekadar menonton dan terpengaruh tanpa keluar mani, puasanya tetap sah tetapi pahalanya berkurang.وَمَن لَمْ يَدَعْ قَوْلَ ٱلزُّورِ وَٱلْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
(“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya.”) (HR. Bukhari No. 1903) -
Bercanda Berlebihan atau Mesra Berlebihan dengan Istri
Bercanda mesra yang menimbulkan syahwat seperti memeluk dan mencium istri di siang hari Ramadan dapat membatalkan puasa jika sampai keluar mani. Jika tidak, puasanya tetap sah tetapi pahala berkurang.Aisyah رضي الله عنها berkata:
كَانَ ٱلنَّبِيُّ ﷺ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَكَانَ أَمْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ
(“Nabi ﷺ mencium dan bercumbu dalam keadaan berpuasa, dan beliau adalah orang yang paling mampu menahan dirinya.”) (HR. Bukhari No. 1927, Muslim No. 1106) -
Ghibah (Menggunjing) dan Perbuatan Dosa
Ghibah termasuk perbuatan yang mengurangi pahala puasa. Rasulullah ﷺ bersabda:رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا ٱلْجُوعُ وَٱلْعَطَشُ
(“Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.”) (HR. Ahmad No. 8693, Ibnu Majah No. 1690)
III. Kesimpulan dan Rujukan
Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan, merusak, atau mengurangi pahala puasa.
Rujukan Kitab:
- Al-Mughni – Ibnu Qudamah
- Fathul Bari – Ibnu Hajar
- Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab – Imam An-Nawawi
- Bidayatul Mujtahid – Ibnu Rusyd
Para ulama sepakat bahwa menjaga hati, lisan, dan perbuatan dari dosa adalah bagian penting dalam menyempurnakan ibadah puasa. Wallahu A’lam.
Redaksi: Islamic Tekhno tv.com
Posting Komentar untuk "Waspada Hari Hari Puasa dari Hilangnya Puasa"