Hikmah Tamasya Keluarga dan Silaturrahmi di Masa Liburan
Awal kata
Masa liburan adalah waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan keluarga dan menjalin silaturrahmi. Dalam Islam, kegiatan seperti tamasya keluarga (rekreasi) dan silaturrahmi bukan hanya aktivitas sosial semata, tetapi memiliki nilai ibadah yang sangat besar bila diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dan menjaga keharmonisan sesama.
1. Hikmah Tamasya Keluarga dalam Islam
Tamasya atau rekreasi keluarga dalam Islam dianjurkan sebagai bagian dari menyegarkan jasmani dan rohani, membangun kebersamaan, serta memperkuat kasih sayang antara anggota keluarga.
Dalilnya:
Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ
“Sesungguhnya dirimu memiliki hak atasmu, keluargamu memiliki hak atasmu, maka berikanlah setiap yang berhak akan haknya.”
(HR. al-Bukhari, no. 1968)
Dari hadits ini, ulama menafsirkan pentingnya memberi waktu dan perhatian kepada keluarga, termasuk melalui kegiatan menyenangkan seperti tamasya bersama.
Pandangan Ulama:
Imam Al-Ghazali dalam Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn menjelaskan bahwa sesekali menyenangkan hati keluarga adalah bagian dari adab dan akhlak yang dianjurkan:
وَإِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْأَهْلِ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِينَ
“Membahagiakan keluarga adalah bagian dari sunah para nabi.”
(Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, juz 2)
2. Keutamaan Silaturrahmi di Masa Liburan
Silaturrahmi memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, terutama di waktu-waktu istimewa seperti masa liburan. Ini menjadi momen tepat untuk memperbaiki hubungan, saling mengunjungi, dan mempererat ukhuwah.
Dalilnya:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi."
(HR. al-Bukhari no. 5986, Muslim no. 2557)
Pandangan Ulama:
Imam An-Nawawi menyatakan dalam Syarh Shahih Muslim bahwa makna "panjang umur" bisa bermakna hakiki atau berkah umur dalam bentuk amal yang bermanfaat.
Ibnu Hajar al-Asqalani juga mengatakan dalam Fathul Bari:
وَصِلَةُ الرَّحِمِ مِنْ أَسْبَابِ بَرَكَةِ الرِّزْقِ وَالْعُمْرِ
"Silaturrahmi adalah sebab datangnya keberkahan rezeki dan umur."
(Fathul Bārī, jilid 10)
3. Inti Kesimpulan
Masa liburan hendaknya dimanfaatkan oleh umat Islam untuk hal-hal positif, seperti tamasya keluarga yang mendekatkan hati dan memperkuat kasih sayang, serta mempererat silaturrahmi dengan kerabat dan sahabat. Ini semua tidak hanya berdampak sosial, tapi juga memiliki nilai pahala di sisi Allah ﷻ bila diniatkan dengan ikhlas.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
(QS. Al-An‘ām: 162)
Daftar Rujukan Kitab:
1. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim
2. Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn karya Imam al-Ghazali
3. Syarh Ṣaḥīḥ Muslim karya Imam an-Nawawi
4. Fatḥ al-Bārī karya Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī
5. Tafsīr al-Qurṭubī – penjelasan QS. Al-An‘ām: 162
Posting Komentar untuk "Tamasya dan Silaturrahmi Keluarga ini Hikmahnya"