Waspada Tipe Orang Perusak Tantanan Agama dan Sosial

waspada Tipe Orang Perusak Tantanan Agama dan Sosial Budaya

Tipe Karakteristik Orang dalam Menilai Orang Lain dan Timbulnya Diskriminasi: Telaah Perspektif Islam dan Psikologi Sosial

Redaksi: Islamic tekhno tv.com / ust. Bustami Ahmad, S.Ag.,M.Pd

Inti Pembahasan

Setiap manusia memiliki cara berbeda dalam menilai sesama. Dalam masyarakat, seringkali penilaian ini disertai prasangka dan diskriminasi yang berdampak buruk pada hubungan sosial. Artikel ini mengkaji tipe karakteristik orang yang menilai orang lain secara tidak adil dan berujung pada tindakan diskriminatif, serta alasan mengapa karakter semacam ini tidak layak dijadikan sahabat atau rekan kerja. Kajian ini berbasis dalil-dalil Al-Qur’an, hadis, pandangan ulama klasik dan modern, serta analisis psikologi sosial.

Pendahuluan

Penilaian terhadap orang lain adalah bagian dari proses sosial. Namun, ketika penilaian ini dilandasi oleh kebencian, iri hati, prasangka, atau superioritas diri, muncullah diskriminasi dan ketidakadilan. Islam memberikan pedoman dalam menilai manusia berdasarkan taqwa, bukan harta, suku, atau status sosial. Akan tetapi, banyak individu yang memiliki karakteristik negatif yang menjadikannya sebagai pelaku diskriminasi sosial.

Tipe Karakteristik Orang yang Cenderung Mendiskriminasi

1. Orang yang Cepat Berprasangka (Su’uzan)

Prasangka buruk adalah awal dari ketidakadilan dalam menilai.

Dalil:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa..."

(QS. Al-Hujurat: 12)

2. Orang yang Iri dan Dengki

Tidak senang atas keberhasilan orang lain, menilai orang lain buruk karena kebencian.

Dalil:

 أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ

"Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang Allah berikan kepadanya..."

(QS. An-Nisa’: 54)

3. Orang yang Munafik

Bermuka dua, menyampaikan hal baik di depan, tapi buruk di belakang.

Dalil Hadis:

 آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika dipercaya dia berkhianat.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

4. Orang yang Merasa Paling Benar (Takabur dan Fanatik)

Tidak bisa menerima pendapat atau kelebihan orang lain.

Dalil:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

"Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri."

(QS. Luqman: 18)

Dampak Sosial: Timbulnya Diskriminasi

Diskriminasi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk:

Diskriminasi sosial-ekonomi: merendahkan orang karena miskin atau tidak berpendidikan.

Diskriminasi ras dan suku: menganggap suku atau etnis lain lebih rendah.

Diskriminasi agama dan keyakinan: membenci kelompok karena perbedaan pandangan.

Diskriminasi psikologis: mengisolasi atau mengabaikan individu yang berbeda pendapat.

Tipe Orang yang Tidak Layak Dijadikan Sahabat atau Rekan Kerja

1. Pendusta (الكذّاب)

Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin menyebutkan bahwa dusta adalah induk dari segala dosa sosial karena merusak kepercayaan.

2. Pengadu Domba (النمّام)

Dalil Hadis:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba."

(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Orang yang Hasad dan Tamak

Imam Ibn Qayyim berkata dalam Madarij As-Salikin:

"Hasad adalah penyakit hati yang menolak ketentuan Allah terhadap orang lain dan berharap hilangnya nikmat mereka."

4. Orang yang Suka Membuka Aib

Dalil Hadis:

 مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

"Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat."

(HR. Muslim)

Pandangan Ulama dan Kitab Rujukan

1. Imam Al-Ghazali – Ihya’ Ulumiddin:

Dalam bab “Āfāt al-Lisān” (bahaya lisan), beliau menyebutkan ciri-ciri orang yang merusak tatanan sosial dan seharusnya dijauhi dari majelis dan amanah publik.

2. Ibn Qayyim Al-Jawziyyah – Madarij As-Salikin:

Menjelaskan bagaimana penyakit hati (hasad, ujub, takabbur) menyebabkan kerusakan sosial dan memutus persaudaraan.

3. Al-Mawardi – Adab al-Dunya wa al-Din:

Menyebutkan bahwa pemimpin atau mitra harus dijaga dari sifat buruk karena bisa mencemari keadilan dan kolaborasi.

Pendekatan Psikologi Sosial

Psikologi sosial menjelaskan bahwa:

Efek "Ingroup vs Outgroup" membuat seseorang cenderung menilai kelompok sendiri lebih baik.

Bias Konfirmasi membuat seseorang hanya mencari bukti yang mendukung prasangka buruknya.

Efek Labeling menimbulkan diskriminasi jangka panjang karena menilai seseorang berdasarkan stereotip, bukan data objektif.

Kesimpulan

Islam mengajarkan untuk menilai sesama dengan keadilan, bukan prasangka. Orang yang memiliki karakteristik suka berprasangka, iri, sombong, pendusta, dan pengadu domba tidak layak dijadikan sahabat apalagi mitra kerja, karena akan merusak kepercayaan dan keharmonisan sosial. Dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis menegaskan bahayanya sikap-sikap tersebut. Ulama juga sepakat bahwa penjagaan terhadap hubungan sosial harus didasarkan pada kejujuran, akhlak, dan kebaikan hati.

Daftar Kitab dan Referensi:

1. Al-Qur’an al-Karim

2. Shahih Bukhari & Muslim

3. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin

4. Ibn Qayyim al-Jawziyyah, Madarij As-Salikin

5. Al-Mawardi, Adab al-Dunya wa al-Din

6. Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Jami’ ash-Shaghir

7. Artikel Psikologi Sosial: Myers, 

David G., Social Psychology, McGraw-Hill, 2013

Redaksi : Islamic tekhno tv.com

Posting Komentar untuk "Waspada Tipe Orang Perusak Tantanan Agama dan Sosial"