Kurikulum Cinta dan Deep Learning Dalam Perspekti Islam

Tata cara Istinjak Mayit Tiori dan Praktik CTL

KURIKULUM CINTA DAN DEEP LEARNING DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Bustami Ahmad,S.Ag.,M.Pd

1. Pendahuluan

Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan akal semata, tetapi juga untuk menyucikan jiwa dan membentuk karakter manusia secara utuh. Salah satu konsep yang mulai dikaji secara serius dewasa ini adalah "Kurikulum Cinta" dan pendekatan "deep learning" atau pembelajaran mendalam, yang menekankan pada internalisasi nilai, pengalaman batin, dan keterlibatan emosi dalam proses belajar. Perspektif Islam sejak zaman Rasulullah ﷺ sebenarnya telah menerapkan model pembelajaran seperti ini, jauh sebelum dikenalnya konsep modernisasi pendidikan.

2. Pengertian Kurikulum Cinta dan Deep Learning

2.1 Kurikulum Cinta

Kurikulum Cinta adalah pendekatan pendidikan yang didasarkan pada kasih sayang, empati, dan cinta sejati terhadap Allah, Rasul, ilmu, guru, dan sesama manusia. Cinta menjadi landasan dalam menyampaikan ilmu dan membentuk karakter peserta didik.

2.2 Deep Learning (Pembelajaran Mendalam)

Menurut pendekatan modern, deep learning adalah proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengkonstruksi makna secara mendalam, tidak sekadar hafalan, melainkan memahami, menganalisis, dan menginternalisasi nilai.

3. Landasan Teoritis pada Masa Rasulullah ﷺ

Pada masa Rasulullah ﷺ, pendidikan berbasis cinta dan pembelajaran mendalam telah diterapkan melalui metode yang penuh kasih sayang, keteladanan, dan dialog yang mendalam.

Dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadis

a. Cinta dalam Pengajaran

 قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ

"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu..."

(QS. Ali Imran: 31)

Ayat ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah adalah dasar dari segala amal dan ilmu, termasuk dalam proses pendidikan.

b. Metode Kasih Sayang Rasulullah

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Dan sungguh, engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung."

(QS. Al-Qalam: 4)

اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّتِي، اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّتِي

“Ya Allah, rahmatilah umatku, ya Allah rahmatilah umatku.”

(HR. Muslim)

c. Pendidikan sebagai Penjernih Jiwa

يُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

"...membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah."

(QS. Al-Jumu'ah: 2)

4. Penerapan Deep Learning dalam Pendidikan Rasulullah ﷺ

Beberapa pendekatan Rasulullah yang relevan dengan deep learning:

1. Keteladanan (Modeling): Rasul tidak hanya mengajar secara verbal, tapi menjadi contoh nyata (role model).

2. Dialog Interaktif: Rasul menggunakan tanya jawab, diskusi, dan pembelajaran kontekstual.

3. Makna dan Spiritualitas: Rasul menanamkan nilai makna dalam setiap pelajaran, bukan hanya informasi.

5. Relevansi di Era Modern

a. Tantangan Pendidikan Modern

Pendidikan hari ini sering terjebak dalam penilaian kognitif semata (nilai ujian, hafalan), sementara aspek afeksi dan spiritual sering terabaikan. Ini menyebabkan disintegrasi antara ilmu dan akhlak.

b. Penerapan Kurikulum Cinta dan Deep Learning

Membangun Relasi Emosional: Guru sebagai figur yang mencintai muridnya dan dicintai.

Internalisasi Nilai: Ilmu bukan sekadar informasi, tapi ditanamkan dengan refleksi dan praktik.

Spirit Keikhlasan dan Keteladanan: Pembelajaran harus berbasis niat lillāh (ikhlas karena Allah).

6. Standar dan Acuan Pendidikan Nasional

a. Standar Proses dan SKL (Permendikbud No. 22 Tahun 2016)

Pemerintah Indonesia menekankan pembelajaran yang:

Berpusat pada peserta didik

Mengembangkan kreativitas, nalar, dan akhlak mulia

Mendorong pemahaman bukan hanya hafalan

b. Paradigma Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka mengarah ke:

Profil Pelajar Pancasila: Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia

Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna Hal ini sejalan dengan pendekatan Kurikulum Cinta dan Deep Learning dalam Islam.

7. Pandangan Para Ahli

Prof. Jalaluddin Rakhmat: "Cinta adalah energi terbesar dalam pendidikan. Guru yang mencintai murid akan menanamkan ilmu dengan hati."

Imam al-Ghazali (Ihya’ ‘Ulumuddin):

 “Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan.”

Sayyid Quthub (Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an):

“Pendidikan Islam bertujuan menciptakan manusia yang hidup hatinya dan sadar posisinya sebagai hamba Allah.”

8. Buku dan Kitab Rujukan

1. Ihya’ Ulumuddin – Imam al-Ghazali

2. Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an – Sayyid Quthub

3. Sirah Nabawiyah – Ibnu Hisyam

4. Adab al-‘Alim wa al-Muta‘allim – Imam Nawawi

5. Al-Tarbiyah al-Islamiyyah – Abdullah Nashih Ulwan

6. Pendidikan Cinta – Dr. Jalaluddin Rakhmat

7. Falsafah Pendidikan Islam – Dr. Hasan Langgulung

9. Kesimpulan

Kurikulum Cinta dan pendekatan Deep Learning sejatinya telah menjadi warisan Rasulullah ﷺ dalam mendidik umatnya dengan hati, kasih sayang, dan penanaman nilai mendalam. Dalam konteks modern, pendekatan ini semakin relevan untuk mengatasi krisis moral dan kegersangan spiritual dalam pendidikan. Integrasi antara teori Islam klasik dan pendekatan kontemporer harus menjadi dasar kurikulum di lembaga pendidikan Islam hari ini.

Redaksi: Islamic Tekhno Tv.com


Posting Komentar untuk "Kurikulum Cinta dan Deep Learning Dalam Perspekti Islam"