Penilaian Diri Menuju Bahagia

Penilaan Diri Menuju Bahagia. Bustami dkk

" Penilaian Diri (Muhasabah) sebagai jalan menuju ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan, serta pandangan ulama "

1. Sadar Kelemahan Diri & Banyak Tafakur (Merenung dalam Kekhusyukan)

Dalil Al-Qur’an

 “الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا … وَيَتَفَكَّرُونَ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ …”

(QS. Ali Imran/3:191)

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi…” 

 “وَفِيٓ أَنفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ”

(QS. Ad-Dzariyat/51:21)

“Dan pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” 

Pandangan Ulama & Kitab

Imam Al‑Ghazali (Ihya’ Ulumuddin): Tafakkur menghasilkan ilmu dan membentuk hati dan amal mengikuti keadaan hati .

Imam ‘Umar bin Abdul Aziz berkata:

“الفِكْرَةُ فِي نِعَمِ اللهِ مِنْ أَفْضَلِ الْعِبَادَةِ.”

“Memikirkan nikmat-nikmat Allah termasuk ibadah yang paling utama.” 

Bukhari & Muslim meriwayatkan hadits (dengan lafazih):

“أَعْطُوا أَعْيُنَكُمْ حَظَّهَا مِنَ الْعِبَادَةِ … وَالتَّفَكُّرُ فِيهِ وَالِاعْتِبَارُ عِنْدَ عَجَائِبِهِ”

Rasulullah bersabda: “Berikanlah hak mata untuk beribadah… yaitu membaca Al‑Qur’an, merenungkan isinya, dan mengambil pelajaran dari keajaibannya.” 

2. Introspeksi sebelum Mengoreksi (Muhasabah)

Dalil Al-Qur’an

 “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ…”

(QS. Al-Hasr/59:18)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)… ” 

Pandangan Ulama & Kitab

Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa muhasabah dilakukan sebelum, saat, dan sesudah beramal .

Umar bin Al‑Khattab (radliallahu 'anhu):

“حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا…”

“Hisablah dirimu semua sebelum nanti dihisab…” 

Kisah Taubah bin Sumah yang menyadari usia dan dosa-dosanya saat muhasabah dengan sangat mendalam memperlihatkan urgensi muhasabah yang jujur .

3. Bergaul dengan yang Lebih Berilmu & Berakhlak

Dalil

QS. An-Nahl/16:43:

“فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ”

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” 

Pandangan Ulama

Ulama senantiasa mendorong untuk mencari sahabat dan guru yang saleh, karena lingkungan mendidik hati dan pikiran. Meskipun rujukan spesifik tidak ditemukan di hasil penelusuran, makna ini konsisten dalam tradisi Islam.

4. Ambil Pelajaran dari Kritik, Termasuk dari yang Tak Menyukai Kita

Dalil & Pandangan

Meskipun tidak ada ayat atau hadits eksplisit dalam sumber ini secara langsung menyatakan tentang kritik, prinsip introspeksi dan muhasabah mencakup mengambil hikmah dari segala kecermatan dan penilaian, termasuk kritik luar.

Tafakkur terhadap Allah dan ciptaan-Nya membuka hati sehingga tidak mudah tersinggung, malah terbuka untuk memperbaiki diri (sebagaimana dikatakan Bisyr bin Haris al‑Hafi):

“Jika seseorang merenungi keagungan Allah, maka ia tidak akan memiliki hasrat untuk bermaksiat.” 

Logika: hati yang terjaga oleh tafakkur dan muhasabah menjadi lapang dan sabar menghadapi kritik.

5. Luangkan Waktu Merenung & Mengingat Kematian

Dalil Al-Qur’an

“قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تُفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ…”

(QS. Al-Jumu’ah/62:8)

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu…’” 

Pandangan Ulama & Kitab

Tafakkur terhadap kematian adalah tema utama dalam khutbah dan pengajaran Islam; mengingatnya membuka kesadaran urgensi amal dan akhirat .

Imam Al‑Ghazali: tafakkur mampu membawa pengetahuan ke hati, dan amal mengikuti hati yang berubah dengan mengingat kematian menggerakkan hati menuju perbaikan .

Ringkasan Ilmiah

Poin Inti Dalil/Kutipan

1. Tafakkur & Kesadaran Diri Merenung pada ciptaan dan diri membuka hati QS. Ali Imran 3:191; Ad-Dzariyat 51:21; Al‑Ghazali; Umar bin Abdul ‘Aziz

2. Muhasabah Evaluasi diri sebelum dihisab QS. Al‑Hasr 59:18; Umar bin Al‑Khattab; Ibnu Qudamah

3. Bergaul dengan Ilmuwan & Berakhlak Mencari ilmu dari ahlu dzikr QS. An‑Nahl 16:43

4. Menerima Kritik Ikhtibar dari segala sumber, termasuk kritik Prinsip tafakkur & kelembutan hati

5. Tafakkur pada Kematian Menyadarkan urgensi akhirat dan amal QS. Al‑Jumu’ah 62:8; khutbah; Imam Al‑Ghazali

Kesimpulan

Penilaian diri melalui lima langkah ini merupakan jalur spiritual yang kuat menuju ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan. Setiap tahap dari kesadaran diri, introspeksi, memilih lingkungan saleh, menerima kritik, hingga merenungi kematian—dilandasi oleh dalil Qur’aniyyah dan didukung oleh pandangan ulama besar. Praktik ini tidak hanya meningkatkan kualitas keimanan tetapi juga membentuk karakter yang matang, sabar, dan bijaksana.

Semoga Allah memberi kita kekuatan istiqomah dalam merenung, memperbaiki diri, dan beramal sungguh-sungguh dengan ikhlas demi keridhaan-Nya.

Redaksi: Islamic tekhno tv com 


Posting Komentar untuk "Penilaian Diri Menuju Bahagia"